Rabu, 01 Februari 2012

ADA CINTA DI SEKOLAH


Kejahiliyahan masa sekolah
Seperti apa yang saya sampaikan di awal tadi pembahasan nikah itu mending belakangan ajalah, karna g’seru ngomongin nikah kalo g’ngomongin pacaran dulu…ya g’?
Masa-masa remaja bisa disebut dengan masa ABG, apa tuh? (Anak Baru Gedhe) maka pertanyaan yang muncul adalah  apanya yang tambah gedhe, jangan berfikiran negative dulu sob, maksud saya ya tambah gedhe badannya, tambah gedhe tenaganya,dan tambah gedhe nafsunya yang terakhir inilah yang gawat kalo g’ dirawat. Di masa inilah benih-benih cinta mulai tumbuh.
            Ketika umur kita nginjek masa remaja, waktu kita masih pakai pakaian seragam, berangkat sekolah jam 7 itupun g’bawa tas tapi Cuma bawa satu buku diselempitkan di saku…(hayoo ngaku…!!) ketika ditanya guru, kenapa kok Cuma bawa satu buku? Di jawab, mau ngirit pak kan boros itu pekerjaannya syetan.
Cuma males bawa buku aja pake dalil.
            Ya itulah masa kejahiliahan anak sekolah. Belum lagi ketika ada cewek lewat.. mau singsot (siul) tapi g’bisa akhirnya cari muka aja kemudian menghampirinya dan pura-pura nanya, “eh bapak kamu polisi ya? Di jawab, lho kenapa? Karna kau sudah menilang hatiku…yang cewek mbales, “kayaknya dulu saya terakhir ketemu kamu, masih imut-imut. Kalo sekarang gimana? Kalo sekarang kamu amit-amit. Nah looe
Itulah laki-laki yang suka menggombal, ketika dihadapannya ada cewek cantik dia tidak henti-hentinya mengobral cinta dengan jurus mautnya. Dan ketika jurusnya mengenai sasaran, terjadilah suatu aktifitas yang disebut pacaran
            ngomong-ngomong soal semen, opss salah, ngomongin soal pacaran pastilah juga ngomongin tentang cinta. Apalagi kalo yang ngomongin adalah anak sekolah seusia kamu. Dijamin obrolan seputar cinta jadi acara yang spesial dan seru(kayak arisan ibuk-ibuk..hehe). G’di kelas, g’di kantin omongannya itu-itu aja (ngaku hayooo…!!). Bisa di bayangkan bagi kamu nich yang baru kenal makhluk bernama cinta. Serasa menemukan dunia baru. Tidak ada yang lebih indah selain merasakan cinta.
jatuh cinta itu katanya berjuta rasanya. Bener nggak sih? Hanya mereka yang pernah merasakannya. Konon kabarnya, emang begitu kok. Dari mulai asem, manis, asin, kecut, sampe pedes dan turunannya yang berjumlah ribuan rasa. Lho itukan rasa sewaktu kamu masak? Maksudnya rasanya G’karuan. Hehehe  

malu-malu kucing kalo ketemu kecengan
Cinta memang menyenangkan kalau diperbincangkan, apalagi kalo yang jatuh cinta itu remaja yang masih pada sekolah. Bisa tambah heboh tuch. Lho, kok bisa? Maklum, biasanya teman remaja suka malu-malu kucing. Sebab, bagi kamu yang jatuh cinta pertama kali adalah pengalaman yang mendebarkan. Boleh dibilang bisa bakalan dicatat dalam lembaran sejarah kehidupan kamu. Soalnya, emang seru sih. Tul nggak? Jadi deh, sesuatu yang terindah dalam hidup kamu.
Sob, anak remaja mana sih yang awalnya nggak malu-malu kucing kalo ketemu kecengannya? Kayaknya, hampir semua teman remaja begitu(termasuk kamu hehehe). Biasanya anak SMP yang paling banyak, meski anak SMU juga nggak sedikit yang masih polos tentang urusan cinta.
Bagi tipe kebanyakan dari kamu yang emang malu-malu kucing, biasanya cuma seneng ngincer doang. Pas ketemu orangnya bisa salting(salah tingkah). Kalau kecengannya lagi jauh, kita rindunya setengah mati, Eh, begitu doi dekat kita, malah dak-dik-duk serta bingung mau ngomong apa bahasa jawanya gelagepan, selain itu, begi para cewek nich kalau pengen tau tentang cowok ketika melihat kamu. Kebanyakan cowok tu beraninya kroyokan yang sering dilakukan para cowok nich kalau melihat cewek cantik lewat, dia biasanya berani menggoda kalau ada teman, tapi kalau sendirian malah gelagepan, ada juga yang malah memasang tampang jual mahal. Pura-puranya sih, nggak suka. Padahal, justru pengen disapa. Dasar!
            Inilah zaman cowok suka nggoda cewek, tapi ada zamannya besok yang cewek nggoda yang cowok. Lho kok bisa, ya karena cewek besok lebih banyak dari pada cowok, ….jadi bagi cowok nich jangan khawatir kalau besok g’dapat jodoh, karena stoknya banyak, bahkan bisa punya dobel. Tapi itu semua jangan di jadikan dalil sob karena itu hanya perkiraan saya saja.
Kembali ke topic tentang cinta nah, rupanya di sinilah serunya urusan cinta anak sekolah. Selain karena masih pemula dalam masalah cinta, juga karena persoalan kesiapan mental. Maklum saja, baru lepas dari masa kanak-kanak beranjak dewasa. Itulah remaja. Tapi kalau mau di bilang anak kecil pasti marah. Pengennya sich nggak disebut anak kecil lagi. Itu sebabnya, untuk bisa lepas dari predikat BOCIL (bocah cilik), biasanya teman remaja suka melakukan banyak hal, termasuk dalam urusan cinta, yang katanya salah satu ciri anak remaja. Tapi sayangnya, dari segi mental masih belum mapan. Missal pas masalah cinta dia menganggap mereka sudah dewasa, tapi di luar itu kalau ada masalah atau mereka membuat kesalahan, mereka berargument jangan disalahkan karena kita belum tau apa-apa, anggaplah ini sebagai hal yang wajar dilakukan oleh anak kecil. Mungkin anak remaja itu bisa dikatain siluman yang bisa menjelma kadang bisa kecil dan kadang bisa besar. Apanya? Mentalnya.
Termasuk dalam urusan cinta ini. Nggak heran kalo ada anak puteri yang suka ngumpet-ngumpet bareng gebetannya karena takut ketahuan sang ortu. Satu sisi pengen disebut udah dewasa, dengan menjalin hubungan cinta dengan sang kekasih, tapi di satu sisi lagi, doi nggak mau disalahkan juga. Itu sebabnya, doi melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Takut dimarahi sama ortunya.
Mewujudkan cinta
Hmm… ini yang paling ngeh dan favorit untuk dibicarakan. Bukan apa-apa, rasanya cinta yang hadir dalam diri kita kagak bakalan seru kalo nggak berusaha untuk diwujudkan. Artinya, kalo cinta cuma mampir di hati, bikin tersiksa dan bisa bikin jantung berdetak dua kali lebih kenceng, dada kita terasa bergejolak oleh panasnya api cinta, itu belum seberapa dahsyat. Kenapa? Sebab, bagi sebagai teman remaja, biar oke kudu diwujudkan dalam bentuk aktivitas yang lebih kreatif. Yang paling mudah adalah pacaran. Makluk apa lagi tu? Hallah pura-pura g’tau. Itu tu kalau cowok  ketemu dengan kecengannya, biasanya dia terus ngobral cinta, sampai kecengannya klepek-klepek di buatnya. Itulah laki-laki yang suka menggombal, ketika dihadapannya ada cewek cantik dia tidak henti-hentinya mengobral cinta dengan jurus mautnya. Dan ketika jurusnya mengenai sasaran, terjadilah suatu aktifitas yang disebut pacaran
Betul, banyak teman kita yang menempuh jalur itu. Katanya sih, pacaran adalah wujud dalam mengekspresikan cinta yang hadir dalam diri kita. Tanpa diwujudkan dengan pacaran, cinta ibarat sayur tanpa garam. Hambar. Begitulah komentar para aktivis pacaran.
Peran teknologi terhadap remaja masa kini
Sobat muda, pacaran bukan barang aneh bagi anak jaman kiwari. Jaman penulis kecil dulu, kira-kira ketika masih SD, sebetulnya rasa suka sama lawan jenis sudah muncul. Naluriah kok. Tapi tentunya belum berani untuk maju sejauh anak sekarang. Maklum saja, jaman dulu sarana komunikasi terbatas banget. Televisi yang ada baru TVRI. Siarannya kebetulan masih lebih banyak pendidikannya. Jadi nggak banyak contoh untuk berbuat lebih jauh dari itu, misalnya untuk melakukan PeDeKaTe ke lawan jenis. Cukup ngincer di balik pohon kembang di taman sekolah.(HAYOO NGAKU…!!)
Nah, ketika jaman berubah. Teknologi informasi makin mudah diakses, maka dimulailah babak baru perubahan gaya hidup masyarakat. Siaran radio masuk, televisi swasta banyak didirikan. Koran, tabloid, dan majalah muncul dan dicetak ribuan eksemplar. Semuanya berlomba menggaet iklan sebanyak mungkin. Maka jangan kaget kalo para konglomerat media massa, khususnya televisi jor-joran bikin tayangan unggulan. Tujuan mulianya, tentu saja untuk menggenjot pendapatan usahanya. Tapi celakanya, mereka nggak peduli lagi apakah program acaranya bakalan merusak ataukah tidak bagi pemirsanya.Prinsip kapitalisme mengajarkan: "Asal ada manfaat maka langsung di sikat!" Jadi, yang penting bisa mendatangkan rejeki nomplok. G’mikirin akibatnya, dalam bahasa jawanya sak karepe dewe…
Saat ini, jangankan anak SMP, anak SD aja udah banyak yang berani untuk ngedeketin lawan jenis. Bahkan pake acara nge-date segala. Kok bisa? Siapa lagi teladannya kalo bukan ngeliat dari tayangan di televisi. Atau baca di media cetak. Nggak repot kan? Bahkan mereka dengan mudahnya mereka bebas mengakses di internet.
Jadi, keberanian anak sekolah dalam mewujudkan cintanya secara berlebihan ternyata amat dipengaruhi juga oleh berkembangnya teknologi informasi. Komunikasi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat kita melaju dengan cepat dan adakalanya mengalahkan norma-norma yang berlaku.
Pacaran itu Bikin hidup lebih hidup
Kata orang pacaran itu adalah wujud tali kasih dua sejoli yang saling mencintai , kalau begitu jangan heran sob kalo pacaran dinobatkan sebagai cara untuk mewujudkan cinta yang paling efektif. Bahkan boleh jadi pacaran diyakini betul oleh sebagian besar remaja sebagai satu-satunya cara untuk mengekspresikan cintanya kepada lawan jenis. Ah, masak iya sih?
Benar. Bagi sebagian teman kamu boleh jadi berpendapat begitu. Sebab, berdasarkan bisik-bisik tetangga, pacaran itu bikin hidup lebih hidup. Nggak heran, banyak teman remaja yang meyakini bahwa pacaran tempatnya untuk mendapat perhatian dari lawan jenis. Lihat deh teman sekelas kamu yang kuat pacarannya, biasanya selalu memperhatikan penampilan. Gengsi dong kalo penampilannya kumuh bin kucel, nanti apa kata si dia? Memang manusia itu seneng diperhatiin kok. Itu sebabnya, teman kamu yang lagi demen apa yang namanya pacaran, biasanya jadi rajin banget ke sekolah. Biar bisa merhatiin dan diperhatiin sama lawan jenisnya. Lho, jadi bukan untuk nuntut ilmu? Ssssttt, itu mah usaha sampingan. Owalah?
Bagi teman kamu yang lagi dilanda kasmaran, kadang cuma denger suaranya aja udah seneng apalagi papasan di sekolah beeee sueneng buangeeet. Saking senangnya tentu. Apalagi kalo kemudian doi ngajak jalan-jalan ke kantin or sekadar duduk-duduk di taman sekolah. Ditanggung anti manyun deh. Dan biasanya langsung sregep menyambut rayuan tersebut.
 pacaran sebagai perwujudan dari rasa cinta sering dianggap mendatangkan berkah. Berdasarkan desas-desus teman sekelas yang dulu pernah aktif, pacaran juga sebagai ajang sharing, alias berbagi. Coba deh kamu lihat teman kamu yang demen pacaran, biasanya suka berbagi cerita, pengalaman, masalah, termasuk mungkin berbagi utang (he…he…, kayaknya yang ini mah jarang diungkap. Malu dong masak nyeritain kondisi ekonomi bisa-bisa mah ditinggal pergi).
Yup, pacaran seringkali dianggap harus dijalani karena diyakini sebagai cara ampuh untuk berbagi cerita di antara dua lawan jenis ini. Katanya sih, cita-cita mulianya kepingin bisa menyelami siapa jati diri pasangannya. Itu sebabnya, banyak teman remaja yang merasa wajib melakukan pacaran. Berbahaya! Padahal, itu cuma alasan aja. Biar disebut legal aja hubungan gelapnya itu. 


Sumber : http://www.dudung.net/buletin-gaul-islam/ada-cinta-di-sekolah.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar