Kejahiliyahan masa sekolah
Seperti apa yang saya
sampaikan di awal tadi pembahasan nikah itu mending belakangan ajalah, karna
g’seru ngomongin nikah kalo g’ngomongin pacaran dulu…ya g’?
Masa-masa remaja bisa
disebut dengan masa ABG, apa tuh? (Anak Baru Gedhe) maka pertanyaan yang muncul
adalah apanya yang tambah gedhe, jangan
berfikiran negative dulu sob, maksud saya ya tambah gedhe badannya, tambah
gedhe tenaganya,dan tambah gedhe nafsunya yang terakhir inilah yang gawat kalo
g’ dirawat. Di masa inilah benih-benih cinta mulai tumbuh.
Ketika umur kita nginjek masa remaja, waktu kita masih
pakai pakaian seragam, berangkat sekolah jam 7 itupun g’bawa tas tapi Cuma bawa
satu buku diselempitkan di saku…(hayoo ngaku…!!) ketika ditanya guru, kenapa
kok Cuma bawa satu buku? Di jawab, mau ngirit pak kan boros itu pekerjaannya
syetan.
Cuma males bawa buku
aja pake dalil.
Ya itulah masa kejahiliahan anak sekolah. Belum lagi
ketika ada cewek lewat.. mau singsot (siul) tapi g’bisa akhirnya cari muka aja
kemudian menghampirinya dan pura-pura nanya, “eh bapak kamu polisi ya? Di
jawab, lho kenapa? Karna kau sudah menilang hatiku…yang cewek mbales, “kayaknya
dulu saya terakhir ketemu kamu, masih imut-imut. Kalo sekarang gimana? Kalo
sekarang kamu amit-amit. Nah looe
Itulah laki-laki yang
suka menggombal, ketika dihadapannya ada cewek cantik dia tidak henti-hentinya
mengobral cinta dengan jurus mautnya. Dan ketika jurusnya mengenai sasaran,
terjadilah suatu aktifitas yang disebut pacaran
ngomong-ngomong soal semen, opss salah, ngomongin soal pacaran
pastilah juga ngomongin tentang cinta. Apalagi kalo yang ngomongin adalah anak
sekolah seusia kamu. Dijamin obrolan seputar cinta jadi acara yang spesial dan
seru(kayak arisan ibuk-ibuk..hehe). G’di kelas, g’di kantin omongannya itu-itu
aja (ngaku hayooo…!!). Bisa di bayangkan bagi kamu nich yang baru kenal makhluk
bernama cinta. Serasa menemukan dunia baru. Tidak ada yang lebih indah selain
merasakan cinta.
jatuh
cinta itu katanya berjuta rasanya. Bener nggak sih? Hanya mereka yang pernah
merasakannya. Konon kabarnya, emang begitu kok. Dari mulai asem, manis, asin,
kecut, sampe pedes dan turunannya yang berjumlah ribuan rasa. Lho itukan rasa
sewaktu kamu masak? Maksudnya rasanya G’karuan. Hehehe
malu-malu kucing kalo ketemu kecengan
Cinta memang menyenangkan kalau
diperbincangkan, apalagi kalo yang jatuh cinta itu remaja yang masih pada sekolah.
Bisa tambah heboh tuch. Lho, kok bisa? Maklum, biasanya teman remaja suka
malu-malu kucing. Sebab, bagi kamu yang jatuh cinta pertama kali adalah
pengalaman yang mendebarkan. Boleh dibilang bisa bakalan dicatat dalam lembaran
sejarah kehidupan kamu. Soalnya, emang seru sih. Tul nggak? Jadi deh, sesuatu
yang terindah dalam hidup kamu.
Sob, anak remaja mana sih yang
awalnya nggak malu-malu kucing kalo ketemu kecengannya? Kayaknya, hampir semua
teman remaja begitu(termasuk kamu hehehe). Biasanya anak SMP yang paling
banyak, meski anak SMU juga nggak sedikit yang masih polos tentang urusan
cinta.
Bagi tipe kebanyakan dari kamu yang
emang malu-malu kucing, biasanya cuma seneng ngincer doang. Pas ketemu orangnya
bisa salting(salah tingkah). Kalau kecengannya lagi jauh, kita rindunya
setengah mati, Eh, begitu doi dekat kita, malah dak-dik-duk serta bingung mau
ngomong apa bahasa jawanya gelagepan, selain itu, begi para cewek nich kalau
pengen tau tentang cowok ketika melihat kamu. Kebanyakan cowok tu beraninya
kroyokan yang sering dilakukan para cowok nich kalau melihat cewek cantik lewat,
dia biasanya berani menggoda kalau ada teman, tapi kalau sendirian malah gelagepan,
ada juga yang malah memasang tampang jual mahal. Pura-puranya sih, nggak suka.
Padahal, justru pengen disapa. Dasar!
Inilah
zaman cowok suka nggoda cewek, tapi ada zamannya besok yang cewek nggoda yang
cowok. Lho kok bisa, ya karena cewek besok lebih banyak dari pada cowok, ….jadi
bagi cowok nich jangan khawatir kalau besok g’dapat jodoh, karena stoknya
banyak, bahkan bisa punya dobel. Tapi itu semua jangan di jadikan dalil sob
karena itu hanya perkiraan saya saja.
Kembali ke topic tentang cinta nah,
rupanya di sinilah serunya urusan cinta anak sekolah. Selain karena masih
pemula dalam masalah cinta, juga karena persoalan kesiapan mental. Maklum saja,
baru lepas dari masa kanak-kanak beranjak dewasa. Itulah remaja. Tapi kalau mau
di bilang anak kecil pasti marah. Pengennya sich nggak disebut anak kecil lagi.
Itu sebabnya, untuk bisa lepas dari predikat BOCIL (bocah cilik), biasanya
teman remaja suka melakukan banyak hal, termasuk dalam urusan cinta, yang
katanya salah satu ciri anak remaja. Tapi sayangnya, dari segi mental masih
belum mapan. Missal pas masalah cinta dia menganggap mereka sudah dewasa, tapi
di luar itu kalau ada masalah atau mereka membuat kesalahan, mereka berargument
jangan disalahkan karena kita belum tau apa-apa, anggaplah ini sebagai hal yang
wajar dilakukan oleh anak kecil. Mungkin anak remaja itu bisa dikatain siluman
yang bisa menjelma kadang bisa kecil dan kadang bisa besar. Apanya? Mentalnya.
Termasuk
dalam urusan cinta ini. Nggak heran kalo ada anak puteri yang suka
ngumpet-ngumpet bareng gebetannya karena takut ketahuan sang ortu. Satu sisi
pengen disebut udah dewasa, dengan menjalin hubungan cinta dengan sang kekasih,
tapi di satu sisi lagi, doi nggak mau disalahkan juga. Itu sebabnya, doi
melakukannya dengan sembunyi-sembunyi. Takut dimarahi sama ortunya.
Mewujudkan cinta
Hmm… ini yang paling ngeh dan
favorit untuk dibicarakan. Bukan apa-apa, rasanya cinta yang hadir dalam diri
kita kagak bakalan seru kalo nggak berusaha untuk diwujudkan. Artinya, kalo
cinta cuma mampir di hati, bikin tersiksa dan bisa bikin jantung berdetak dua
kali lebih kenceng, dada kita terasa bergejolak oleh panasnya api cinta, itu
belum seberapa dahsyat. Kenapa? Sebab, bagi sebagai teman remaja, biar oke kudu
diwujudkan dalam bentuk aktivitas yang lebih kreatif. Yang paling mudah adalah
pacaran. Makluk apa lagi tu? Hallah pura-pura g’tau. Itu tu kalau cowok ketemu dengan kecengannya, biasanya dia terus
ngobral cinta, sampai kecengannya klepek-klepek di buatnya. Itulah
laki-laki yang suka menggombal, ketika dihadapannya ada cewek cantik dia tidak
henti-hentinya mengobral cinta dengan jurus mautnya. Dan ketika jurusnya
mengenai sasaran, terjadilah suatu aktifitas yang disebut pacaran
Betul, banyak teman kita yang menempuh
jalur itu. Katanya sih, pacaran adalah wujud dalam mengekspresikan cinta yang
hadir dalam diri kita. Tanpa diwujudkan dengan pacaran, cinta ibarat sayur
tanpa garam. Hambar. Begitulah komentar para aktivis pacaran.
Peran teknologi terhadap remaja masa kini
Sobat muda, pacaran bukan barang
aneh bagi anak jaman kiwari. Jaman penulis kecil dulu, kira-kira ketika masih
SD, sebetulnya rasa suka sama lawan jenis sudah muncul. Naluriah kok. Tapi
tentunya belum berani untuk maju sejauh anak sekarang. Maklum saja, jaman dulu
sarana komunikasi terbatas banget. Televisi yang ada baru TVRI. Siarannya
kebetulan masih lebih banyak pendidikannya. Jadi nggak banyak contoh untuk
berbuat lebih jauh dari itu, misalnya untuk melakukan PeDeKaTe ke lawan jenis.
Cukup ngincer di balik pohon kembang di taman sekolah.(HAYOO NGAKU…!!)
Nah, ketika jaman berubah. Teknologi
informasi makin mudah diakses, maka dimulailah babak baru perubahan gaya hidup
masyarakat. Siaran radio masuk, televisi swasta banyak didirikan. Koran, tabloid,
dan majalah muncul dan dicetak ribuan eksemplar. Semuanya berlomba menggaet
iklan sebanyak mungkin. Maka jangan kaget kalo para konglomerat media massa,
khususnya televisi jor-joran bikin tayangan unggulan. Tujuan mulianya, tentu
saja untuk menggenjot pendapatan usahanya. Tapi celakanya, mereka nggak peduli
lagi apakah program acaranya bakalan merusak ataukah tidak bagi
pemirsanya.Prinsip kapitalisme mengajarkan: "Asal ada manfaat maka
langsung di sikat!" Jadi, yang penting bisa mendatangkan rejeki nomplok. G’mikirin
akibatnya, dalam bahasa jawanya sak karepe dewe…
Saat ini, jangankan anak SMP, anak
SD aja udah banyak yang berani untuk ngedeketin lawan jenis. Bahkan pake acara
nge-date segala. Kok bisa? Siapa lagi teladannya kalo bukan ngeliat dari tayangan
di televisi. Atau baca di media cetak. Nggak repot kan? Bahkan mereka dengan
mudahnya mereka bebas mengakses di internet.
Jadi, keberanian anak sekolah dalam
mewujudkan cintanya secara berlebihan ternyata amat dipengaruhi juga oleh
berkembangnya teknologi informasi. Komunikasi yang berkembang dalam kehidupan
masyarakat kita melaju dengan cepat dan adakalanya mengalahkan norma-norma yang
berlaku.
Pacaran itu Bikin hidup lebih hidup
Kata orang pacaran itu adalah wujud
tali kasih dua sejoli yang saling mencintai , kalau begitu jangan heran sob kalo
pacaran dinobatkan sebagai cara untuk mewujudkan cinta yang paling efektif.
Bahkan boleh jadi pacaran diyakini betul oleh sebagian besar remaja sebagai
satu-satunya cara untuk mengekspresikan cintanya kepada lawan jenis. Ah, masak
iya sih?
Benar. Bagi sebagian teman kamu
boleh jadi berpendapat begitu. Sebab, berdasarkan bisik-bisik tetangga, pacaran
itu bikin hidup lebih hidup. Nggak heran, banyak teman remaja yang meyakini
bahwa pacaran tempatnya untuk mendapat perhatian dari lawan jenis. Lihat deh
teman sekelas kamu yang kuat pacarannya, biasanya selalu memperhatikan
penampilan. Gengsi dong kalo penampilannya kumuh bin kucel, nanti apa kata si dia?
Memang manusia itu seneng diperhatiin kok. Itu sebabnya, teman kamu yang lagi
demen apa yang namanya pacaran, biasanya jadi rajin banget ke sekolah. Biar
bisa merhatiin dan diperhatiin sama lawan jenisnya. Lho, jadi bukan untuk
nuntut ilmu? Ssssttt, itu mah usaha sampingan. Owalah?
Bagi teman kamu yang lagi dilanda
kasmaran, kadang cuma denger suaranya aja udah seneng apalagi papasan di
sekolah beeee sueneng buangeeet. Saking senangnya tentu. Apalagi kalo kemudian
doi ngajak jalan-jalan ke kantin or sekadar duduk-duduk di taman sekolah.
Ditanggung anti manyun deh. Dan biasanya langsung sregep menyambut rayuan
tersebut.
pacaran sebagai perwujudan dari rasa cinta
sering dianggap mendatangkan berkah. Berdasarkan desas-desus teman sekelas yang
dulu pernah aktif, pacaran juga sebagai ajang sharing, alias berbagi. Coba deh kamu
lihat teman kamu yang demen pacaran, biasanya suka berbagi cerita, pengalaman,
masalah, termasuk mungkin berbagi utang (he…he…, kayaknya yang ini mah jarang
diungkap. Malu dong masak nyeritain kondisi ekonomi bisa-bisa mah ditinggal
pergi).
Yup, pacaran seringkali dianggap harus dijalani
karena diyakini sebagai cara ampuh untuk berbagi cerita di antara dua lawan
jenis ini. Katanya sih, cita-cita mulianya kepingin bisa menyelami siapa jati
diri pasangannya. Itu sebabnya, banyak teman remaja yang merasa wajib melakukan
pacaran. Berbahaya! Padahal, itu cuma alasan aja. Biar disebut legal aja
hubungan gelapnya itu. Sumber : http://www.dudung.net/buletin-gaul-islam/ada-cinta-di-sekolah.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar